Belajar Nulis Aksara Jawa
Pada postingan kali ini saya akan mengenalkan bagaimana cara menulis aksara jawa, yang di zaman dahulu sudah digunakan oleh leluhur kita, namun sangat ironis sekali dizaman sekarang ini budaya tersebut sudah semakin ditinggalkan, yuk mari kita belajar dan mengingat kembali cara penulisannya,
Pada postingan sebelumnya sudah sempat dijelaskan mengenai macam-macam huruf Hanacaraka, pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah mengenai sandangan swara, yang berfungsi sebagai tanda baca atau tanda bunyi.
Sandangan swara terdiri dari 5 (Lima) jenis, antara lain :
1. Sandangan swara wulu berfungsi = sebagai tanda bunyi huruf (i)
2. Sandangan swara suku berfungsi = sebagai tanda bunyi (u)
3. Sandangan swara taling berfungsi = sebagai tanda bunyi (e) seperti pada kata sate
4. Sandangan swara taling-tarung Berfungsi = sebagai tanda bunyi (o)
5. Sandangan swara pepet berfungsi = sebagai tanda bunyi (e) seperti pada kata sepede
Jika sandangan tersebut diterapkan pada huruf hanacaraka, maka akan berbunyi :
1. Sandangan swara wulu :
2. Sandangan swara suku
3. Sandangan swara taling
4. Sandangan swara taling-tarung
5. Sandangan swara pepet
Contoh penerapannya dalam kalimat seperti dibawah ini :
Dalam penulisan latin adalah sebagai berikut :
Budi mau mene
Mene e karo sapa
Karo bule bari tono
Iku budi teka mene
Budi tuku bola loro
Bolane loro gede gede
Tono bari bule beli duwe bola
Iku bolane budi
Bolane ana loro
Bolane gede gede
Sekian dulu pembahasan mengenai sandangan swara
Semoga dapat bermanfaat
Mari bersama-sama lestarikan budaya kita, yen dudu kita lan sampean sapa maning :D
Pada postingan kali ini saya akan mengenalkan bagaimana cara menulis aksara jawa, yang di zaman dahulu sudah digunakan oleh leluhur kita, namun sangat ironis sekali dizaman sekarang ini budaya tersebut sudah semakin ditinggalkan, yuk mari kita belajar dan mengingat kembali cara penulisannya,
Pada postingan sebelumnya sudah sempat dijelaskan mengenai macam-macam huruf Hanacaraka, pada kesempatan kali ini yang akan dibahas adalah mengenai sandangan swara, yang berfungsi sebagai tanda baca atau tanda bunyi.
Sandangan swara terdiri dari 5 (Lima) jenis, antara lain :
1. Sandangan swara wulu berfungsi = sebagai tanda bunyi huruf (i)
2. Sandangan swara suku berfungsi = sebagai tanda bunyi (u)
3. Sandangan swara taling berfungsi = sebagai tanda bunyi (e) seperti pada kata sate
4. Sandangan swara taling-tarung Berfungsi = sebagai tanda bunyi (o)
5. Sandangan swara pepet berfungsi = sebagai tanda bunyi (e) seperti pada kata sepede
Jika sandangan tersebut diterapkan pada huruf hanacaraka, maka akan berbunyi :
1. Sandangan swara wulu :
2. Sandangan swara suku
3. Sandangan swara taling
4. Sandangan swara taling-tarung
5. Sandangan swara pepet
Ada 2 aksara yang tidak dapat di pasangkan dengan sandangan pepet yaiku : RA dan LA, RA ditambah sandangan pepet tidak diperbolehkan, harus diganti dengan RA ditambah Cerek , dan LA ditambah sandangan pepet, juga tidak diperbolehkan harus diganti dengan Nga ditambah Lelet.
lihat contoh penulisannya seperti dibawah ini :
Contoh penerapannya dalam kalimat seperti dibawah ini :
Dalam penulisan latin adalah sebagai berikut :
Budi mau mene
Mene e karo sapa
Karo bule bari tono
Iku budi teka mene
Budi tuku bola loro
Bolane loro gede gede
Tono bari bule beli duwe bola
Iku bolane budi
Bolane ana loro
Bolane gede gede
Sekian dulu pembahasan mengenai sandangan swara
Semoga dapat bermanfaat
Mari bersama-sama lestarikan budaya kita, yen dudu kita lan sampean sapa maning :D
No comments